Tatkala diri hanyut dalam arus kegelapan
Sang suria memancar duka
Sang awan berarak lesu
membawa mendung kelabu
Rentak alam berlagu sepi
mengusap tiap titik jiwa yang mati
Bermula dari aku bangkit menjengah isi dunia
dengan izinMu Ya Allah,
telah banyak yang aku lalui
Hingga pernah resah jiwa ini
Hingga pernah gelisah hati ini
Cinta dunia merantai hati
walau tidak pernah aku zahiri
Saat itu Ya Allah
Engkau izinkan aku merasai kehangatan kasih dalam alpa
Engkau benarkan aku menikmati rindu Adam kepada Hawa
Engkau biarkan aku dalam bahagia yang sementara..
Cukuplah Wahai Tuhanku..
Saat berdua bersamamu di malam hari
aku terhenjut-henjut menangisi dosa lalu
cuba menggapai cintaMu itu
pada kemuncak kubah rindu dan menara kasihku
Menyaji maghfirah dan sakinah yang tak pernah luput
Tapi akhirnya
aku capai semua itu dengan nafsu amarahku
kucampak ke parit kederhakaan
Lantas kuketawa..
sambil aku menjunjung bangkai dan najis dunia..
kulumur pada hamparan sejadah
kuanyam pada tiap titis renik perjuangan
tanpa kusedar
bangkai dan najis itu yang kubilang cinta
Tiap hari kuucapkan
hidup dan matiku hanya untuk Allah
Tiap hari kulafazkan
aku ingin mati dalam perjuangan
Sangkaku..
aku rajin beribadah
bibir tak henti menyebut dakwah
maka selayaknya derita menjauh dariku
nikmat dunia seringkali menghampiriku
Wahai diri…
engkau tak lebih dari seorang abid yang kufur
Ya Allah..
Aku pernah kehilangan cintaMu
Pernah gersang jiwaku
Pernah tandus imanku
Dilema itu merobek ketenanganku
Hati yang telah retak semakin retak
Solatku tiada lagi khusyuknya
Rukukku tiada lagi ikhlasnya
Sujudku bersama fikiran melayang entah ke mana
Tahajudku sudah hilang serinya
Munajatku sudah hilang air matanya
Imanku longlai untuk berkata-kata
Kusebut dengan panggilan apa saja
untuk melukiskan bahawa ini adalah derita
Namun, syukur padaMu Tuhan atas segala kurniaan
Nikmat rasa cinta yang sedikit cuma padaMu ini
Jangan Engkau lenyapkan
Jangan Engkau kuburkan
Suburkanlah cintaku padaMu Tuhan
Biarkan hati ini terus mengharap, berpaut dan bergantung padaMu
Kurniakan kepadaku
Sekeping hati yang kuat
Agar ia terus hidup dalam cahayaMu selamanya..
Sang suria memancar duka
Sang awan berarak lesu
membawa mendung kelabu
Rentak alam berlagu sepi
mengusap tiap titik jiwa yang mati
Bermula dari aku bangkit menjengah isi dunia
dengan izinMu Ya Allah,
telah banyak yang aku lalui
Hingga pernah resah jiwa ini
Hingga pernah gelisah hati ini
Cinta dunia merantai hati
walau tidak pernah aku zahiri
Saat itu Ya Allah
Engkau izinkan aku merasai kehangatan kasih dalam alpa
Engkau benarkan aku menikmati rindu Adam kepada Hawa
Engkau biarkan aku dalam bahagia yang sementara..
Cukuplah Wahai Tuhanku..
Saat berdua bersamamu di malam hari
aku terhenjut-henjut menangisi dosa lalu
cuba menggapai cintaMu itu
pada kemuncak kubah rindu dan menara kasihku
Menyaji maghfirah dan sakinah yang tak pernah luput
Tapi akhirnya
aku capai semua itu dengan nafsu amarahku
kucampak ke parit kederhakaan
Lantas kuketawa..
sambil aku menjunjung bangkai dan najis dunia..
kulumur pada hamparan sejadah
kuanyam pada tiap titis renik perjuangan
tanpa kusedar
bangkai dan najis itu yang kubilang cinta
Tiap hari kuucapkan
hidup dan matiku hanya untuk Allah
Tiap hari kulafazkan
aku ingin mati dalam perjuangan
Sangkaku..
aku rajin beribadah
bibir tak henti menyebut dakwah
maka selayaknya derita menjauh dariku
nikmat dunia seringkali menghampiriku
Wahai diri…
engkau tak lebih dari seorang abid yang kufur
Ya Allah..
Aku pernah kehilangan cintaMu
Pernah gersang jiwaku
Pernah tandus imanku
Dilema itu merobek ketenanganku
Hati yang telah retak semakin retak
Solatku tiada lagi khusyuknya
Rukukku tiada lagi ikhlasnya
Sujudku bersama fikiran melayang entah ke mana
Tahajudku sudah hilang serinya
Munajatku sudah hilang air matanya
Imanku longlai untuk berkata-kata
Kusebut dengan panggilan apa saja
untuk melukiskan bahawa ini adalah derita
Namun, syukur padaMu Tuhan atas segala kurniaan
Nikmat rasa cinta yang sedikit cuma padaMu ini
Jangan Engkau lenyapkan
Jangan Engkau kuburkan
Suburkanlah cintaku padaMu Tuhan
Biarkan hati ini terus mengharap, berpaut dan bergantung padaMu
Kurniakan kepadaku
Sekeping hati yang kuat
Agar ia terus hidup dalam cahayaMu selamanya..
Idea asli & pinjaman bait lirik :
WS Rendra & Umar
Editor & 1st Deklamator :
Shoe
http://pendakwahmuda.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment